Letak tangga masjid berlantai dua

Pertanyaan

Ada titipan pertanyaan.
mesjid yg belantai 2 atau lebih apakah Wajib ada tangga penghubung di depan yg menghubungkan ma'mum ke imam

Jawaban


[1/9 08.00] H Lihun:

 لا يشترط في المسجد كون المنفذ أمام المأموم أو بجانبه بل تصح القدوة وإن كان خلفه ، وحينئذ لو كان الإمام في علو والمأموم في سُفْل أو عكسه كبئر ومنارة وسطح في المسجد ، وكان المَرْقَى وراء المأموم بأن لا يصل إلى الإمام إلا بازورار بأن يولي ظهره القبلة ، صح الاقتداء لإطلاقهم صحة القدوة في المسجد ، وإن حالت الأبنية المتنافذة الأبواب إليه وإلى سطحه ، 

*فيتناول كون المرقى المذكور أمام المأموم أو وراءه أو يمينه أو شماله* 

،
بل صرح في حاشيتي النهاية والمحلي بعدم الضرر ، وإن لم يصل إلى ذلك البناء إلا بازورار وانعطاف ، نعم إن لم يكن بينهما منفذ أصلاً لم تصح القدوة على المعتمد
Artinya: Tidak disyaratkan dalam suatu masjid adanya jalan terusan (manfadz) itu berada di depan makmum. Bahkan sah bermakmum walaupun manfadz itu berada di belakang makmum. Oleh karena itu, apabila imam ada di atas sedangkan makmum di bawah atau sebaliknya seperti sumur dan menara dan atap di masjid, 

*Sedangkan tangga berada di belakang imam sehingga makmum tidak bisa sampai pada imam kecuali dengan berpaling yakni dengan memalingkan punggungnya dari kiblat, maka kemakmumannya tetap sah*

 karena ulama mengesahkan bermakmum di masjid secara mutlak. Walaupun ada bangunan yang menghalangi makmum menuju imam. Jadi, sah adanya tangga di depan makmum, atau di belakangnya, atau di kanan atau kiri makmum. Bahkan, dalam Hasyiyah Nihayah dan Mahalli dijelaskan tidak apa-apa walaupun makmum tidak sampai pada bangungan itu kecuali dengan berpaling dan berputar. Tapi, apabila tidak ada manfadz (jalan terus) sama sekali antara imam dan makmum maka bermakmumnya tidak sah menurut qaul mu’tamad (pandangan yang otoritatif).

Selain adanya jalan tembus, syarat lain tentu saja harus terdengarnya suara imam bagi langsung atau melalui mubaligh atau speaker/pengeras suara sebagaimana disebutkan dalam pernyataan Ba Alawi di atas.

Terkait bolehnya lokasi imam dan makmum berada di lokasi berbeda, Imam Nawawi dalam Raudoh Al-Tolibin, hlm. 1/468, juga menyatakan hal yang sama:


[31/8 10.33] Saefbintoro:

 (ﺑﺸﺮﻁ ﺇﻣﻜﺎﻥ اﻟﻤﺮﻭﺭ) اﻟﻌﺎﺩﻱ ﻣﻦ ﻛﻞ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﻟﻵﺧﺮ ﻭﻟﻮ ﺑﺎﻧﻌﻄﺎﻑ ﻭاﺯﻭﺭاﺭ؛ ﻷﻧﻬﺎ ﺣﻴﻨﺌﺬ ﻛﺎﻟﺒﻨﺎء اﻟﻮاﺣﺪ، ﺑﺨﻼﻑ ﻣﺎ ﺇﺫا ﻛﺎﻧﺎ ﻓﻲ ﺃﺑﻨﻴﺔ ﻻ ﺗﺘﻨﺎﻓﺬ ﻛﺄﻥ ﺳﻤﺮ اﻟﺒﺎﺏ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ، ﺃﻭ ﻛﺎﻥ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﺑﺴﻄﺤﻪ اﻟﺬﻱ ﻻ ﻣﺮﻗﻰ ﻟﻪ ﻣﻦ اﻟﻤﺴﺠﺪ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻟﻪ ﻣﺮﻗﻰ ﻣﻦ ﺩﺭﺝ ﺧﺎﺭﺟﻪ، ﺃﻭ ﺃﻣﻜﻦ اﻻﺳﺘﻄﺮاﻕ ﻣﻦ ﻓﺮﺟﺔ ﺃﻭ ﺑﻨﺤﻮ ﻭﺛﺒﺔ؛ ﺇﺫ ﻻﻋﺒﺮﺓ ﺑﺎﺳﺘﻄﺮاﻕ ﻏﻴﺮ ﻣﻌﺘﺎﺩ.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun rumah tingkat melebihi batas tanah bawah

Sabilillah bukanlah sabilil khoir

Zakat pada sabilil khoir